Nama : IIN SUPRIHATINI
Kelas : 3ea14
NPM : 13210395
Matkul : Bahasa Indonesia 2 #
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.
PENALARAN DEDUKSI
Penalaran deduksi / deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasional
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan lima cara:
1. Silogisme Kategorial
2. Silogisme Alternatif
4. Entimen
5. Rantai deduksi
1. Generalisasi
2. Hipotesa dan hipotesis ilmiah
3. Analogi
4. Hubungan Kausalitas
Langkah menyusun eksposisi:
Kelas : 3ea14
NPM : 13210395
Matkul : Bahasa Indonesia 2 #
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.
PENALARAN DEDUKSI
Penalaran deduksi / deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
Faktor - faktor penalaran deduktif :
1. Pembukaan
teori 2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasional
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan lima cara:
1. Silogisme Kategorial
Silogisme
Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan
katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang
kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya
menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Contoh :
My : Semua tumbuhan membutuhkan air.
Mn : Akasia adalah tumbuhan .
K : Akasia membutuhkan air
Silogisme
yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah
3. Silogisme Hipotesis
Silogisme
hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila
premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan
konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak
konsekuen.
Contoh :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Entimen adalah silogisme yang di pendekkan.
Contoh :
Semua makhluk hidup pasti akan mati. Hitler adalah makhluk hidup. Hitler pasti akan mati.
Semua makhluk hidup pasti akan mati. Hitler adalah makhluk hidup. Hitler pasti akan mati.
Seringkali
penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem.
Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula
merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam
bentuk-bentuk yang informal.
Yang
penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui norma
dasar, sehingga bila argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri
ragu-ragu terhadap argumen orang lain, ia dapat menguji argumen ini
untuk menemukan kesalahannya dan kemudian dapat memperbaikinya, baik
kesalahan itu terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis
atau konklusi-konklusi deduksi yang salah.
Contoh:
Semua lampu adalah bercahaya
Senter adalah lampu
Jadi, senter bercahaya
Lilin juga bercahaya
Obor juga bercahaya
PENALARAN INDUKSI
Penalaran induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan Lima cara:
Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan Lima cara:
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum
Contoh :
- Tamara Bleszensky adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
- Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan
"semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran
probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Hipotesis atau Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis Ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan
dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti
dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala.
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah
teruji kebenarannya disebut teori.
Pernyataan hubungan antara variabel,
sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan
dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang
telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan
masalah penelitian. Sebab, teori
yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan
sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari
dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu
teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang
diturunkan dari teori.
Agar
teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati
dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan
ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi,
yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang
lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi
yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau
diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel.
Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis
Analogi
adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat
sama. Cara ini didsarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.
Analogi
dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar
terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses
morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang
telah ada.
Contoh :
Contoh :
· Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
· Arief
seorang alumni SMUN 1 Tegal dapat diterima kerja di perusahaan Pak
Subur. Oleh
sebab itu, Nani yang juga lulusan SMUN 1 Tegal pasti dapat pula diterima kerja di
perusahaan pak Subur.
sebab itu, Nani yang juga lulusan SMUN 1 Tegal pasti dapat pula diterima kerja di
perusahaan pak Subur.
Hubungan
kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa
yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu variabel
(independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :
Contoh :
· Hubungan
kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa
kaya,
dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).
dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).
· Kemarin
Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi
ke apotek
membeli obat. Karena itu, pasti Badu sedang sakit.
membeli obat. Karena itu, pasti Badu sedang sakit.
5. Induksi dalam metode eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang
dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan
pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk
memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau
statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya
berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian
lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Deduktif
dan penalaran Induktif.
Penalaran Deduktif adalah metode
berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran
Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum.
SUMBER :
http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html
http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar